Rabu, 13 Februari 2013 / 2 Rabiul Akhir 1434 - 41 Kunjungan
Ngomel.com-Tiap tahun menjelang bulan Februari, merupakan suatu hal yang lumrah bagi anak remaja di Indonesia merayakan hari Valentine. Hari yang jatuh pada tanggal 14 Februari dijadikan sebagai hari yang spesial atau hari terpenting dalam hidup untuk mengungkapkan perasaan cinta. Ini dibuktikan dengan banyaknya orang-orang yang menyatakan perasaan kasih-sayang kepada orang-orang yang mereka cintai, kepada ibu, bapak, guru, teman dan kebanyakan menyatakannya kepada pasangan atau kekasih.
Cokelat atau boneka biasanya menjadi perlambangan yang istimewa untuk mewakili kasih-sayang pada hari valentine. Tak ayal banyak kalangan remaja yang memburu kedua bentuk hadiah tersebut. Dalam benak mereka, kalimat ini memiliki arti yang sama dengan kalimat “Jadilah kekasihku.”
Tanggal 14 Februari merupakan hari terbunihnya St. Valentine, tepatnya tahun 270 M. Ia dibunuh pendapatnya bersimpangan Raja Claudius II (268-270M), penguasa Romawi saat itu. Bahwa semua manusia haruslah menyatakan hasrat cintanya kepada orang lain, bukan malah dikekang. Nah, hal terus berkembang, dari yang awalnya adalah perayaan penghormatan kematian, kini menjadi perayaan pernyataan cinta.
Dalam pandangan ummat Islam, merayakan Valentine dihukumi haram, sebab, melirik dari sejarah yang ada, perayaan valentine mengusung teologi atau ketuhanan ummat Nasrani. Tentu, bagi ummat Islam, merayakannya sama dengan mengingkari Allah, dengan vonis syirik yang tak tampak.
Terlepas dari kontroversi haram dan tidaknya, terlepas dari cara orang menyikapinya, ada fakta menarik yang ditemukan dalam perayaan valentine. Kini, perayaan tersebut bukan hanya sebuah perayaan menyatakan kasih sayang dengan karangan bunga, cokelat, atau pun boneka, tetapi lebih kepada pembuktian rasa cinta dengan mengorbankan kehormatan sebagai seorang hamba; seks bebas.
Inilah sebenarnya yang sangat disayangkan oleh kalangan ahli psikolog, bahwa remaja saat ini lebih mengartikan valentine sebagai hari yang spesial sebagai pembuktian hasrat dan nafsu semata. Bagi remaja, melakukan seks bebas daengan motif suka sama suka di hari tersebut mempunya nilai tersendiri.
Nah, butuh rekontruksi yang baik untuk membangun pemahaman hari valentine kepada anak yang menginjak usia remaja sebagai hari kasih sayang. Tentu hal ini harus berangkat dari ruang lingkup yang terkecil, yakni peran orangtua, guru, dan masyarakat.
- See more at: http://www.ngomel.com/serba-serbi-valentine-days-7395#sthash.Sc6NVIpQ.dpuf
0 Comment to "Serba-Serbi Valentine Day’s"
Posting Komentar